Mungkin kelak

Langit hari ini mendung ketika aku memutuskan untuk tetap bertahan di dalam kamar sembari mendengar lagu yang sama berulang-ulang.

"Tegar ku kan mencoba melewatinya, lepas.. Lepaskan semua yang sudah berlalu,  tapi.. Tapi tanpa dirimu tak mungkin kuterus berlari tanpa kaki"
(GAC-Berlari tanpa kaki)

Potongan lirik lagu itu membawa pikiranku jauh kembali dimasa dimana pernah menjadi seseorang yang terus berlari tanpa kaki.  Rasanya?  Sekarang semua sudah baik-baik saja. 

Seseorang tiba dengan dadanya yang lapang, sangat lapang menerimaku.  Seseorang itu pernah kuminta disetiap doa yang membuat segala air mataku meluruh.  Ia tiba dari tahun-tahun menyakitkan yang pernah kulewati bersama orang yang akhirnya meninggalkan dan menanggalkan cintanya padaku. 

Ia seorang yang selalu membuatku tersenyum.  Ia yang membuatku belajar perihal pengertian-pengertian perihal jarak dan percaya.

Bukan tak mudah melewati hari-hari panjang bertemankan jarak, beradu dengan cemas di dada bahkan kadang ingin marah tapi selalu urung kulakukan karena aku selalu percaya bahwa ketulusan itu akan berbuah manis..

Aku percaya kelak muara segala akan membawa kita pada suatu kelak yang bahagia.  Jika pun tidak aku telah siap dengan sebidang dadaku yang lapang jikalau kau dan aku tak ditakdirkan bersama.  Aku hanya selalu berharap bisa melihat senyumanmu meski sedetik.

Sayangku, sore ini aku sangat merindukanmu.

Komentar

Postingan Populer