Yang pertama dari kita

Hari ini segala yang kupercaya sedang baik-baik saja akhirnya luruh menyisakan luka dengan lubang besar di dadaku sendiri.

Segala kepercayaan-kepercayaanku tentang resah di dadaku akhirnya memang benar-benar nyata adanya.

"Kamu harus mengerti aku" katamu.
Baiklah kucoba berbaik hati pada hal yang tak pernah kusukai seumur hidup ku. Aku harus membiarkan mu tetap pada kebiasaanmu ( apa itu,  terlalu sesak dadaku menyebutkannya) 

Barangkali setelah ini aku akan memberimu lebih banyak waktu untuk tetap pada kebiasaanmu itu. Tenang saja, dadaku memang sudah ada luka menganga tapi percayalah aku tak akan mundur sehasta pun menjadi yang paling tulus mencintaimu.  Perasaan yang kumiliki masih jauh lebih besar ketimbang luka yang ada didadaku karenamu.

Sayangku,  aku hanya bisa mencintaimu.  Pekerjaan berulang-ulang yang akan kulakukan bahkan ketika aku merasa bosan, merasa lelah, merasa ingin berhenti dan pergi, perasaanku tidak akan berkurang pun berubah.

Aku selalu percaya bahwa mencintai dengan baik itu adalah pekerjaan panjang dan melelahkan namun anehnya aku suka melakukannya. Aku percaya bahwa suatu kelak segala yang kulakukan ini akan membuatmu melakukannya juga, mencintaiku dengan baik pula. 

Sayangku, hari ini barangkali memang ada yang tak bisa kulupa dari luka ini tapi percayalah aku tetap kekasihmu yang selalu berharap kau cintai dengan baik. 
Hatiku melewati banyak waktu mematahkan dirinya hanya untuk sampai padamu.

*pertengkaran pertama kami di 180 hari menjadi "kita"

Komentar

Postingan Populer