Tentang Pertemuan sebelum Purnama

Dulu ada satu waktu aku pernah menulis tentang sebuah cita-cita yang sangat sederhana dari beberapa cita-cita lainnya " aku ingin menikah di bulan Juni" dan segala gagap gempita hari itu adalah hujan.

Kutuliskan kalimat itu berbaris-baris sampai memenuhi sehalaman kertas, waktu itu aku masih memiliki semua alasan tersenyum, liar bagai ilalang dan memerah senja. 

Beberapa tahun kemudian saat dadaku telah terkoyak oleh harapan-harapan, terjembab dalam hutan sunyi dan belantara, nyaris tersesat.

Cita-cita itu perlahan memudar, perasaanku berubah, rinduku entah kemana dan kutemukan sebuah jalan panjang penuh pepohon rindang di hadapanku dan membawaku menyusuri jalan-jalan panjang penuh kisah dan juga hadiah luka-luka beruntun di hatiku.

Aku mulai lupa pada cita-citaku pada bulan Juni, hingga aku menuliskan banyak cerita-cerita yang entah tiba-tiba saja merangkai dirinya menjadi kalimat, membawaku bertemu dengan seorang lelaki bersenyum teduh dari bulan Juni.  Ia berlumur duka dan luka ketika aku bertemu dengannya.  Oh.. Tidak aku pun sama dengannya, hanya saja aku lebih mahir menyembunyikan luka jauh dari binar mataku.  Ia tidak, aku menemukan harapan yang padam dari binar matanya, dari sanalah aku memulai menempuh perjalanan panjangku melapangkan diri untuk jarak-jarak, waktu dan ruang bersama.
Sesekali kami dihadiahi temu oleh jarak, sungguh waktu-waktu yang kadang tak adil tapi kami menikmatinya.  Pohon-pohon duka dimatanya mulai menggugurkan duka, tunas harapan baru mulai mencoba berbinar kembali di sana.  Aku ingin sekali bertanya " adakah kata yang masih ia simpan untukku, sesuatu yang akan ia ucapkan kepada rindu ketika tak memiliki waktu? "

Aku dan kamu, kekasih dari dua duka yang bersebrangan melalui mata. Kita merindu di dalam waktu-waktu yang tak selalu milik kita.

Kau lelaki bersenyum teduh dari bulan Juni.  Terima kasih telah menjadi hujan dari kemarau di dada.  Cukup kau genggam tanganku dan segala kebahagiaan menghinggapi kita.

Terima kasih telah mengingatkan ku pada cita-citaku untuk menikah di bulan Juni bersama rinai yang penghulunya adalah Hujan.

Komentar

Postingan Populer