Menuliskan harapan


-- tentang rumah --


Kau tiba.
Setelah melewati jutaan cahaya, patah hati, rindu, cemas dan pastinya seorang tua yang rambutnya gondrong dan sudah ditumbuhi banyak uban.
Dia ayahku, lelaki yang telah kau lewati restunya.
Dia Ammaku,  perempuan yang telah memberimu ijin membawaku.
Dia adik-adikku yang akan memanggil dan menghormatimu seperti aku.
Dia om dan tanteku yang akan mengasihimu seperti mereka mengasihiku.
Dia sahabat-sahabatku yang akan menerimamu seperti ia menerimaku di sebagian hidupnya menjadi saudara.
Dia teman-temanku yang akan ikut berbahagia melihat kita. 


Pagi-pagi bapak bangun dan duduk diberanda sembari mengisap rokoknya, aku datang membawakannya teh dengan sesendok gula kesukaannya.
Katanya "siapa lagi yang akan membuatkan bapak teh seperti ini, sedang anak perempuan bapak hanya satu-satunya"  bapak terdiam kemudian sambil memandang lurus kedepan. 

Lalu kutemui Ammak yang sedang memasak di dapur,  aku membantunya mengiris bawang merah untuk masakan yang akan ia buat, kata ammak "masakan kamu selalu enak,  tapi entah kapan ammak akan memakan masakanmu lagi sedang anak perempuan ammak cuma kamu satu-satunya". Mataku berair entah mungkin karena bawang. 

Adik-adikku datang memenuhi kamarku saat aku terbangun dari tidur siang. Kata adik laki-lakiku yang ke dua "kami tidak pernah ada dirumah untuk menemanimu kak ,tapi percayalah kami terus mendoakan yang terbaik untukmu" adik laki-laki terakhir yang paling bandel pun memelukku dan mengatakan " kami tidak nakal kak, kami tidak bermaksut membuatmu harus marah tapi kau tidak pernah marah hanya mendiamkan kami, kami tahu kakak mencintai kami". Dan terakhir adikku yang ketiga yang paling dekat denganku berkata "kami hanya punya satu kakak perempuan meskipun begitu tapi kami bahagia karena sebentar lagi kami pun punya kakak laki-laki yang kan lebih menjagamu kak".

Sore di tempat kami sering bertemu dan bercerita apapun. Sahabatku menertawaiku dan berkata " harinya datang juga" lalu yang lain pun menyambung "laku dengan harga seratus judul buku" dan seorang lagi menimpali " kami cuma mau baju yang paling Bagus dari baju pengantin" dan kami berempat berpelukan sambil terisak.  

Aku punya dua orang sahabat lagi yang berada jauh di luar kota, mereka menelpon dan berkata " sial, doa kamu terkabul dan doa kami tidak dasar busuk" aku tertawa karena dua orang sahabatku ini adalah dua orang yang selalu mengataiku dengan kata-kata busuk dan kotor hahhahahha... 
Semua kata-kata seolah sampai dengan baik, meski berat dan haru semua itu adalah bahagia menuju hari dimana aku dan kamu menjadi "KITA" selamanya.
---------------------------------
#Novemberous




















Untuk Gemilang dan Riuh 
Ini salah satu harapan ibu tentang pernikahan .
kelak semoga ibu bisa menyaksikan kalian menikah dan melihat cucu ibu.

ibu. 

Komentar

Postingan Populer