301 km jarak ruang dan waktu

16 Desember 2016

Satu hal yang saya pelajari dari perjalanan jauh dari rumah bahwa orang-orang baik itu masih sangat banyak.  matahari pagi ini hangat dan langit pun sepertinya sangat mendukung langkah jauh saya kali ini. izin Ammak dan beberapa bantuan teman disetiap rute yang saya singgahi sudah ditangan dan MARI BERANGKAATTT !!

Pagi yang cerah itu mengantar saya pada perjalanan 301 km menuju kota Majene (Sulawesi Barat),Ammak sudah bolak-balik mewanti-wanti untuk menjaga diri selama perjalanan dan jangan lupa sholat. Sebenarnya saya selalu mendengar hal yang serupa tiap ingin bepergian menjelajah sendirian seperti ini.
ma' saya pergi membasmi kebaperan yah!
Setiap bepergian jauh yang saya ketahui adalah niat baik akan selalu menuntunmu ke hal baik lainnya dan memang benar adanya. Sebelum dhuhur saya sudah tiba di kota pertama persinggahan saya (Kota Pare-pare) disana seorang teman telah menjemput untuk istirahat sejenak menunggu sholat jumat usai sebelum kmebali melanjutkna perjalanan . Menikmati kopi di kota Pare dan cerita bersama teman baru saya (kak atho dan kak Ilo) sembari menunggu mereka balik sholat jumat saya membuka tab salah satu akun sosial media saya yang masih aktif dan mendapati chat seorang ponakan yang tinggal dan bekerja di kota itu. ia mengajak saya untuk mampir dan berfoto di tugu Habibi Ainun yang terkenal di Kota Pare-pare ,semesta memang akan memberi banyak kejutan di setiap perjalanan-perjalanan. Saya pernah sangat ingin berfoto di tugu Habibi Ainun itu dan dengan hitungan menit saya sudah berada tepat di depan tugu itu. CEKREKKK !! beberapa foto saya akhirnya abadi di tugu cinta sejati itu,meskipun sendirian tak apalah (hahahahaha..tahun depan kesana semoga sudah berdua) 
monumen habibi ainun kota Pare-pare
Sholat jumat usai dan waktunya melanjutkan perjalanan lagi yang kurang lebih 4 jam dengan menumpang kendaraan umum lainnya untuk bisa tiba di kota tujuan saya. Perjalanan sebenarnya dimulai, menempuh sisa ratusan kilometer lagi dan sendirian. perjalanan kesekian dengan beberapa orang asing dalam angkutan, bapak-bapak dan seorang lagi yang tampaknya tergesa-gesa untuk segera tiba di kampung halaman yang bagi telinga saya sangat asing. sejam pertama saya sangat mengantuk dan memilih tertidur dengan nyeyak (efek semalam mata saya tidak bisa terpejam karena nekat menyeduh kopi)  tertidur dalam suara-suara playlist lagu perjalanan di handphone adalah salah satu obat jenuh dalam setiap perjalanan.

Menjelang senja saya terbangun dan sembari memperhatikan jalan sekeliling yang sangat terlihat damai dengan bebauan daun yang di bakar,ah...serasa sedang berada di kampung halaman di masa lalu (masa kecil saya). Saya membaca beberapa tanda-tanda di jalan untuk tahu sedang berada dimana, nama-nama daerah yang sulit saya sebutkan namun perjalanan terus berlanjut hingga hampir magrib sisa saya seorang penumpang,dan alamat yang sangat mengejutkan bagi saya adalah ketika Pak supir tidak mengantarkan saya tepat ke kota tujuan. katanya sudah magrib dan ia tak bisa smapi mengantar saya ke kota tujuan. Bapak supir menyarankan saya untuk naik kendaraan umum untuk bisa sampai ke kota. oh..Tuhan, saya sempat ketakutan dan sedikit bingung namun ada saja orang baik yang menolong. seorang bapak yang mengendarai motor lalu menghampiri saya, " mau kemana nak, kamu pasti bukan orang sini",katanya sembari tersenyum. saya yang dengan cool (meskipun ketakutan sedikit) menjawab dengan senyum kalau saya akan menuju kota Majene tapi harus turun sebelum ketujuan. Bapak yang baik itu akhirnya menawarkan mengantarkan saya tapi hanya sampai terminal, tak apalah meskipun takut tapi saya harus segera tiba ketempat tujuan atau saya akan menangis bak anak hilang di tempat itu.

saya sampai dengan rasa haru sendiri,akhirnya setelah Sulawesi Selatan kelar,ssaya pun melanjutkan langkah jauh ke Sulawesi Barat ( eits..foto ini saya ambil keesokan harinya) " pict by Djel"
Saya tiba dengan rasa haru di dada, tempat yang asing tapi menenangkan. di hadapan mata saya banyak orang sedang beraktivitas sore. disana di tengah kota berada di pinggiran pantai. penduduknya memanfaatkan itu untuk berjalan-jalan di sore hari sembari menikmati banyak makanan dan minuman yang di jajakan banyak penjual di sepanjang bibir pantai. Merogoh saku celana dan menghubungi salah satu sahabat saya yang juga sedang melakukan perjalanannya (ia di Bali)  "hey..Ria i'm in" . usai kami slaing berkabar sayapun melanjutkan mencari mesjid untuk sholat dan bersih-bersih karena tampaknya jalan-jalan saya akan di mulai malam ini.

Lepas sholat dan bersih-bersih juga foto-foto bareng anak-anak kecil yang ada di mesjid ,saya pun berniat melanjutkan jalan-jalan . Namun baterai handphone saya sudah hampir mati , saya pun segera menghubungi seorang lelaki (teman kami) yang tinggal di kota itu. Awalnya ia tak percaya tapi akhirnya datang juga.. hahahahahaha... " HEY...DJEL I'M IN". ini kali pertama saya bertemu anak tengil itu, yang beberpa bulan belakangan sering mengusili saya dengan beberapa bullyannya. tak butuh waktu lama ia mengajak saya makan malam namun karena perut saya bukan perut laparan ,saya pun hanya merengek minta es teh (hahahahahaa... ) baiklah malam itu kami berkeliling kekampung-kampung nelayan pinggir pantai, pemukiman yang padat dan banyak anak-anak kecil . hampir pukul sebelas kami memilih duduk di pinggiran pantai sambil bercerita banyak hal (maafkan saya yang tiba-tiba berteriak putri duyung,djel. itu karena saya spechlees ketemu kamu..hahahahaahah *anggapinibagianalaysaya )

Saya di perbolehkan menginap di rumahnya dan beristirahat untuk jalan-jalan esok hari sambil menunggu kabar Bapak untuk kami bisa bertemu.

selamat pagi, akhirnya bisa liat pohon ini langsung.
Selamat Pagi, saya siap untuk petualangan hari ini. pagi yang tenang dan senyum ibunya Djel yang menyenangkan dan ramah. kami sarapan pagi dengan menu masakan ibunya Djel ,juga sepiring buah mangga yang manis dan langsung saya makan dengan lahap. ah..sungguh semua hal yang bisa saya rasakan dan lihat adalah sebuah kesyukuran.. "terima kasih Ya Allah"

Tripod,sunblock,handphone yang full charger dan kaki saya siap berjalan lebih jauh di temani Ahmad Djaelani.
Pantai Dato ,Majene
Perjalanan mengitari kota Majene di mulai di salah satu pantai yang indah ini. Pantai Dato yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota dan tampaknya jadi pilihan menikmati akhir pekan warga yang berada di Majene atau sekitarnya (termasuk saya) , CEKREKK...CEKREKK..Djel foto .. lelaki itu pun memotret saya dengan banyak posisi (saya yang kebanyakan gaya) hahahahahaa...
ada tebing-tebing manjanya.
(maafkan gaya saya yang tidak instagramable) kata Djel tidak afdol ke Dato kalau ndak foto disini. maka jadilah saya bergaya pecicilan 
spot foto untuk kamu yang ingin ngalay .(hahahaha)
foto seolah-olah biar tidak keliatan kosong. lelaki lebar itu Guide Andalannya adek selama keliling kota Majene (premanna bedek)

Puas berkeliling dan makan angin (efek cuaca sedang tidak baik,angin kencang dan mendung) Guide kece saya mengajak ke tempat yang ada mangrovenya ,tapi katanya lumayan agak jauh. tanpa aba-aba babibu " ayokkk ".... kami melanjutkan perjalanan ke pantai lainnya yang entah saya tiddak tahu namanya.
katanya Djel,air lagi surut. baiklah tak apa ini juga sudah sangat indah.
sangat tidak di sarankan kamu ke pantai ini dengan keadaan JOMBLO AKUT hahahahha..
Seharian menerjang panas matahari kemudian memnbawa perut kami untuk makan siang dan lagi-lagi dasar perut saya yang tidak doyan makan kemudian hanya ingin diisi dengan es teh manis juga senyum manis (hahaahaha..ini bagian kasi geer Djelani) menjelang sore kami nongkrong di pinggiran pantai lainnya. Disana Djel bercerita tentang banyak hal termasuk pantai yang jadi kenangan masa SMA nya ini. sambil sesekali membakar rokoknya. ah..Djel saya ingin mendengar lebih banyak ceritamu suatu hari nanti. menjelang sore dan ia mengajak saya mengunjungi bukit yang ada disekitaran rumah neneknya. Katanya di bukit itulah masa kecilnya ia habiskan dengan bermanin bahkan mencari jangkrik hingga malam tiba. Saya pikir bukit macam apa yang jadi tempat kenangan masa kecil lelaki ini kedengaran menyenangkan.
pemandangan bukitnya bisa melihat semua kota Majene seluruhnya. SUBHANALLAH...KERENN DJELL..bisa saya tinggal disini saja.
sebenarnya ingin berburu senja tapi langitnya mendung 
cuma dapat semburat senjanya.
Magrib menjelang dan kami harus segera pulang kerumah. meski lelah tapi saya sangat bahagia menikmati seharian mengelilingi beberapa tempat di kota Majene bareng Djelani. Usai makan malam menu masakan ibuknya Djel ,saya langsung beristirahat di kamar untuk persiapan pulang esok ,karena akan ada perjalanan jauh lagi. banyak hal yang akhirnya urung saya bincangkan dengan Djel tapi tak apa setidaknya seharian itu sangat menyenangkan sudah lebih dari semua kata yang ingin saya katakan.

Esoknya..
Saya pulang
dan entah bagaimana memeluk rindu-rindu akan kota ini kemudian.
lain waktu suatu hari nanti saya pasti akan kesini lagi.

Terima kasih atas semua halnya AHMAD DJAELANI
Thanks Djel.... amisiyuuu.. hahahhahha

Komentar

Postingan Populer