25 seperempat abad

 tak perlu kue bertaburkan mentega manis dan cantik
tak butuh meniup lilin di pengurangan umur
tak butuh kado pun..
segala akan berakhir di pembuangan dan jadi sisa-sisa sia-sia


sudah seperempat abad usia
selama itu pula untuk pertama kalinya segalanya berasa menyedikan dan mengharukan
betapa hidup selama itu membuat saya berfikir dan kembali pada perenungan bahwa apa yang selama ini telah saya lakukan apa bermanfaat untuk semua
bukankah sebaik-baiknya umur adalah menjadi bermanfaat.

tepat 5 bulan yang lalu saya merintis sebuah gerakan yang bergerak di bidang pendidikan,sebagai bentuk keprihatinan saya terhadap pendidikan anak-anak di daerah terpencil,yg jauh dari jangkauan pemerintah.barangkali inilah bentuk demostrasi besar-besaran saya terhadap pemerintah negara ini.tak turun kejalan,tak berkoar - koar ,tak mengumpat,atau mencemooh dengan cara anarkis.bagi saya itu bukan salah satu perbuatan terpuji untuk bersuara lantang agar pemerintah mendengarkan.hal yang mati-matian akan saya perjuangkan bahkan hingga batas usia saya selesai di bumi.ketika banyak yang berpura-pura peduli saya berusaha melangkah pasti.disaat banyak yang mengkritisi garis keras saya bersuara lantang dengan melanjutkan mendirikan sebuah pergerakan yg akan membantu anak-anak di daerah terpencil untuk lebih bersemangat mengejar cita-cita mereka.perjuangan berat saat kau harus menentukan pilihan sementara kamu tahu kadang tak semua pilihan itu membahagiakan,dan kembali lagi pada sebuah cita-cita mulia "mencerdaskan anak-anak bangsa".semua berhak mendapatkan pengajaran yang layak dan kita sebagai generasi penerus yang dititipi ilmu harusnya membagi apa yang telah dimiliki.

di akhir Desember 2014
perjalanan awal dimulai,meski banyak hal yang menghambat namun langkah untuk membuat sebuah gerakan peduli pendidikan untuk anak-anak di daerah terpencil semakin menguat di kepala saya.mengajak beberapa teman dekat sebagai perintis adalah hal yang lumayan sulit.banyak yang kemudian peduli dan merespeck namun kemudian menghilang.sungguh perjalanan yang sangat sulit saya lalui sendirian.tapi saya selalu percaya bahwa segala niat baik akan di dukung semesta.

SOKOLA KAKI LANGIT
adalah awal dari segala hal yang saya perjuangkan.
memilih sebuah desa terpencil di kampung halaman tempat saya tinggal,sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk kota,di tengah-tengah gunung yg menghampar.Desa Umpungeng sebuah desa tertua di kabupaten Soppeng.hal yang selama ini membuat saya tak henti-hentinya bersyukur bisa ketempat itu.
awal kisah pemberangkatan Volunteer atau relawan untuk menuju lokasi Sokola Kaki Langit adalah hal yang lumayan menguras pikiran saya.bagaimana tidak memperjuangkan sesuatu sendirian itu adalah berat !! sangat berat..namun semesta tak serta merta meninggalkan saya sendirian.dikirmnya 18 orang-orang hebat di tanggal 24-27 januari 2015..
kemudian di angkatan ke 2 dikiriminya 19 orang-orang keren dan berjiwa pahlawan di tanggal 19-22 februari 2015,namun tak serta merta sebuah perjalanan merintis pergerakan berjalan baik.badai kemudian datang di penghujung evaluasi angkatan ke 2.namun tak serta merta membuat saya mengurungkan niat untuk tetap berjuang.dengan segala upaya Tuhan kembali memberi keajaiban dengan mengirim 10 orang terpilih di angkatan ke 3 .sungguh sya percaya bahwa memang pilihan kadang diambil namun tak membahagiakan tapi ketika kita memperjuangkannya akan ada bahagia yang lain kemudian.dan ini sebuah hadiah terhebat disepanjang perayaan pengurangan umur saya.

terima kasih segala hal yang keren di perjalanan SOKOLA KAKI LANGIT dan di usia saya yang seperempat abad sekarang.

Komentar

Postingan Populer